الحمد لله والصلاة والسلام على رسول لله و على آله وأصحابه ومن تبعهم بإحسان إلى يوم الدين أم بعد
Kemudian beliau mengatakan,
فَدَلِيلُ الشَّمْسِ وَالْقَمَرِ؛
Dan dalil bahwasanya di zaman Nabi shallallāhu ‘alaihi wa sallam ada yang menyembah matahari dan bulan,
قَوْلُهُ تَعَالَى:
Adalah firman Allah Subhānahu wa Ta’āla,
وَمِنۡ ءَایَـٰتِهِ ٱلَّیۡلُ وَٱلنَّهَارُ وَٱلشَّمۡسُ وَٱلۡقَمَرُۚ لَا تَسۡجُدُوا۟ لِلشَّمۡسِ وَلَا لِلۡقَمَرِ وَٱسۡجُدُوا۟ لِلَّهِ ٱلَّذِی خَلَقَهُنَّ إِن كُنتُمۡ إِیَّاهُ تَعۡبُدُونَ
[Surat Fussilat 37]
Dalil yang menunjukkan bahwasanya di zaman Nabi shallallāhu ‘alaihi wa sallam ada yang menyembah matahari dan bulan adalah firman Allah yang artinya,
“Dan diantara ayat-ayat Allah yang menunjukkan kekuasaan Allah Subhānahu wa Ta’āla adalah malam, siang, matahari, dan bulan.”
Ini adalah termasuk tanda-tanda kekuasaan Allah. Menunjukkan tentang kekuasaanAllah Subhānahu wa Ta’āla. Yang menjadikan malam, yang menjadikan siang.
Tidak ada yang menjadikan itu semua kecuali Allah Subhānahu wa Ta’āla.
Tidak ada selain Allah yang bisa merubah malam menjadi siang atau merubah siang menjadi malam.
Demikian pula matahari dan bulan, ini adalah termasuk tanda-tanda kekuasaan Allah Subhānahu wa Ta’āla.
Kemudian Allah mengatakan,
لَا تَسۡجُدُوا۟ لِلشَّمۡسِ وَلَا لِلۡقَمَر
“Janganlah kalian bersujud kepada matahari dan bulan,”
Karena matahari dan bulan adalah termasuk makhluk dan termasuk tanda-tanda kekuasaan Allah.
Larangan ini menunjukkan bahwasanya pada saat itu ada diantara orang-orang musyrikin (pada zaman Rasulullah shallallāhu ‘alaihi wa sallam) yang menyembah matahari dan bulan.
Dan di dalam kisah Al Qur’an menunjukkan bahwasanya di sana ada sebagian manusia yang menyembah kepada matahari dan bulan.
Seperti Ratu Saba’ yang didakwahi oleh Nabi Sulaiman ‘alaihissalam. Dan di zaman sekarang masih ada orang yang menyembah matahari.
Menunjukkan bahwasanya Nabi shallallāhu ‘alaihi wa sallam ketika Beliau diutus bukan hanya memerangi orang-orang yang menyembah berhala (patung), tapi juga diutus untuk memerangi semua orang-orang musyrikin dengan berbagai jenis peribadatan mereka. Termasuk diantaranya yang menyembah matahari maupun bulan.
وَٱسۡجُدُوا۟ لِلَّهِ ٱلَّذِی خَلَقَهُنَّ إِن كُنتُمۡ إِیَّاهُ تَعۡبُدُونَ
“Dan hendaklah kalian bersujud kepada Allah yang telah menciptakan mereka semua, kalau kalian benar-benar beribadah dan menyembah kepada Allah Subhānahu wa Ta’āla.”
Setelah Allah Subhānahu wa Ta’āla melarang bersujud kepada matahari dan bulan, bagaimanapun dia memberikan manfaat bagi manusia, bagaimanapun besarnya di mata manusia, kemudian Allah menyuruh kita untuk bersujud kepada Allah yang telah menciptakan matahari dan bulan dan semua makhluk.
Yang menciptakan makhluk-makhluk tersebutlah yang berhak untuk disembah.
Kemudian beliau mengatakan,
وَدَلِيلُ الْمَلائِكَةِ؛ قَوْلُهُ تَعَالَى
وَیَوۡمَ یَحۡشُرُهُمۡ جَمِیعࣰا ثُمَّ یَقُولُ لِلۡمَلَـٰۤىِٕكَةِ أَهَـٰۤؤُلَاۤءِ إِیَّاكُمۡ كَانُوا۟ یَعۡبُدُونَ
قَالُوا۟ سُبۡحَـٰنَكَ أَنتَ وَلِیُّنَا مِن دُونِهِمۖ بَلۡ كَانُوا۟ یَعۡبُدُونَ ٱلۡجِنَّۖ أَكۡثَرُهُم بِهِم مُّؤۡمِنُونَ
[Surat Saba’ 40 – 41]
Dalil yang menunjukkan bahwasanya di zaman Nabi shallallāhu ‘alaihi wa sallam ada orang-orang musyrikin yang menyembah malaikat, adalah firman Allah Subhānahu wa Ta’āla yang artinya,
“Dan pada hari ketika Allah Subhānahu wa Ta’āla mengumpulkan mereka semua, (yaitu di padang Mahsyar, dikumpulkan manusia dan para jin dari awal sampai akhir, dikumpulkan para malaikat, bahkan hewan-hewan).”
ثُمَّ یَقُولُ لِلۡمَلَـٰۤىِٕكَةِ
“Kemudian Allah berkata kepada para malaikat,”
Di sana ada manusia baik yang mukmin, yang kafir, yang musyrik, yang munafik, ada jin, dan di sana ada malaikat.
أَهَـٰۤؤُلَاۤءِ إِیَّاكُمۡ كَانُوا۟ یَعۡبُدُونَ
“Apakah mereka dahulu menyembah kalian?”
Pertanyaan ini menunjukkan bahwasanya memang di dunia ada diantara manusia yang menyembah kepada malaikat.
Apa jawaban malaikat?
قَالُوا۟ سُبۡحَـٰنَكَ أَنتَ وَلِیُّنَا مِن دُونِهِمۖ
“Mereka menjawab, Maha Suci Engkau, Ya Allah. Engkau adalah wali kami selain mereka.”
بَلۡ كَانُوا۟ یَعۡبُدُونَ ٱلۡجِنَّۖ
“Bahkan mereka adalah menyembah para jin.”
أَكۡثَرُهُم بِهِم مُّؤۡمِنُونَ
“Sebagian besar mereka beriman dengan jin-jin tersebut.”
Ayat ini menunjukkan kepada kita, ada diantara manusia yang menyembah kepada malaikat dan ada diantara mereka yang menyembah kepada jin.
Materi audio ini disampaikan di dalam grup WA Halaqah Silsilah Ilmiyyah (HSI) Abdullah Roy.