الحمد لله والصلاة والسلام على رسول لله و على آله وأصحابه ومن تبعهم بإحسان إلى يوم الدين أم بعد
Halaqah yang ke sembilan belas “Penjelasan Kitab Al Qawa’idul Arba'” karangan Asy Syaikh Muhammad bin Abdul Wahab At Tamimi rahimahullah.
Kemudian beliau mengatakan,
وَالشَّفَاعَةُ الْمُثْبَتَةُ: هِيَ الَّتِي تُطْلَبُ مِنَ اللهِ،
“Adapun syafa’at yang ada (yang ditetapkan, yang akan bermanfaat di hari kiamat) adalah syafa’at yang diminta dari Allah.”
Seseorang di dunia mengatakan, “Ya Allah, aku meminta syafa’at para malaikat di hari kiamat.” atau mengatakan “Ya Allah, aku meminta syafa’at Nabi Muhammad di hari kiamat.” berarti dia telah meminta syafa’at dari Allah Subhānahu wa Ta’āla.
Berbeda dengan sebagian, yang dia datang misalnya ke sebuah kuburan seorang wali atau seorang Nabi, kemudian dia mengatakan, “Wahai Nabi, aku meminta syafa’at-mu di hari kiamat.” atau mengatakan, “Berilah aku syafa’at-mu pada hari kiamat.”
Lain antara yang pertama tadi dengan yang ke dua. Yang pertama meminta kepada Allah Subhānahu wa Ta’āla dan ini adalah cara yang benar, dan ini syafa’at yang bermanfaat di hari kiamat.
Oleh karena itu Allah Subhānahu wa Ta’āla mengatakan,
قُل لِّلَّهِ ٱلشَّفَـٰعَةُ جَمِیعࣰا
“Katakanlah (Wahai Muhammad), bahwasanya syafa’at, semuanya adalah milik Allah.”
[Surat Az-Zumar 44]
Apabila syafa’at semuanya adalah milik Allah, maka seseorang tidak meminta syafa’at tersebut kecuali kepada Yang Memiliki, yaitu Allah Subhānahu wa Ta’āla. Adapun selain Allah, siapapun dia maka dia tidak memiliki.
(أَمِ ٱتَّخَذُوا۟ مِن دُونِ ٱللَّهِ شُفَعَاۤءَۚ قُلۡ أَوَلَوۡ كَانُوا۟ لَا یَمۡلِكُونَ شَیۡـࣰٔا وَلَا یَعۡقِلُونَ)
[Surat Az-Zumar 43]
“Apakah mereka menjadikan selain Allah sebagai pemberi syafa’at. Katakanlah, apakah kalian tetap meminta syafa’at kepada mereka, padahal mereka tidak memiliki sesuatu dan mereka tidak berakal.”
Kita meminta syafa’at dari dzat Yang Memiliki.
قُل لِّلَّهِ ٱلشَّفَـٰعَةُ جَمِیعࣰا
Katakanlah, bahwasanya syafa’at, semuanya adalah milik Allah Subhānahu wa Ta’āla.
Maka inilah syafa’at yang akan bermanfaat di hari kiamat.
Orang yang di dunia meminta syafa’at-nya kepada Allah Subhānahu wa Ta’āla.
Kemudian beliau mengatakan,
وَالشَّافِعُ مُكَرَّمٌ بِالشَّفَاعَةِ،
Dan orang yang memberikan syafa’at di hari kiamat, berarti dia telah diutamakan, dimuliakan oleh Allah Subhānahu wa Ta’āla dengan syafa’at tersebut.
Allah Subhānahu wa Ta’āla di hari kiamat mampu untuk mengeluarkan seseorang yang berdosa dari neraka dan dimasukkan ke dalam surga tanpa adanya orang, malaikat, Nabi, atau orang shalih yang memberikan syafa’at. Namun kenapa Allah Subhānahu wa Ta’āla menjadikan di hari kiamat adanya syafa’at?
Di sini beliau mengatakan,
وَالشَّافِعُ مُكَرَّمٌ بِالشَّفَاعَةِ،
Karena tujuannya adalah untuk memuliakan orang yang memberikan syafa’at tersebut.
Ingin menunjukkan kemuliaan dia di sisi Allah di hadapan makhluk-Nya.
Bagaimana keutamaan para Nabi, kemuliaan Rasulullah shallallāhu ‘alaihi wa sallam, kemuliaan orang-orang yang beriman. Allah ingin menunjukkan keutamaan dan kemuliaan mereka di sisi makhluk-Nya.
Materi audio ini disampaikan di dalam grup WA Halaqah Silsilah Ilmiyyah (HSI) Abdullah Roy.